Friday 6 April 2018

[Cerita Pendek] Reformasi Gadget


Aku sedang capai, biarkan aku istirahat dulu!” Gadget mengeluh. Merasa bahwa hampir seharian itu dia dipaksa melakukan banyak hal dalam rentang waktu yang lama. Majikannya telihat takut-takut di hadapannya seperti tidak rela memenuhi permintaan Gadget untuk istirahat. “Kalau aku ngambek, aku tidak akan mau kaugunakan lagi!” kali ini ancaman Gadget manjur. Majikannya beringsut meletakkan tubuh kotaknya ke atas meja. Pelan.

“Berapa lama kamu istirahat? Aku sedang butuh untuk menghubungi teman-temanku!” kata majikannya yang seorang anak laki-laki dengan seragam putih biru masih melekat di badannya.

[Cerita Pendek] Autumnal Equinox



Kami belajar untuk hidup, tapi yang kusadari adalah aku hidup untuk mensyukuri kehidupan itu sendiri

Setiap waktu, sejak kami menghirup udara pada fotosintesis pertama, yang selalu kami pelajari hanyalah cara agar dapat tumbuh dengan baik, memuja matahari dengan pengharapan yang benar bahwa esok hari cahayanya masih akan datang dan memberi penghidupan.

Satu hal yang kumaknai adalah bahwa tidak akan ada kesalahan yang termaafkan. Bahwa kami harus hidup tanpa kesalahan, sebab umur kami hanya terhitung tiga musim atau kurang? Satu kesalahan saja, gugurlah kami ke tanah yang jaraknya tak kurang tiga meter dari puncak Induk Kayu kami. Sebegitu singkatnya dibandingkan makhluk-makhluk berkaki yang saban hari berseliweran di sekitar kami.

[Prosa Pendek] Surat Kasih dari Musim Gugur


Kau dan aku masih berjarak panas dan salju. Jangankan terbayang menyentuhmu, menemuimu pun semu.
Mengapa spasi ini tak bisa dipangkas paksa meski? Bukan kilometer, apalagi hasta, tapi waktu yang tak bisa dilangkahi.

[Cerita Pendek] Last Voice


Biarkan harapan tumbuh walaupun sesaat, bahwa kenangan tetap akan tertinggal di hati orang-orang yang tahu bahwa hidup adalah perjuangan. Tidak boleh ada kata menyerah hingga kali terakhir suara kehidupan itu didengar.

Filipina, Oktober 1944.

“Saya tentu harus memimpin korps ini, Pak!” jawab Takada Koji, lulusan terbaik Akademi Angkatan Udara Jepang tahun 1935, setelah Laksamana Ohnishi menawarinya menjadi pemimpin korps Kamikaze, sebutan untuk pasukan udara berani mati Jepang. Semburat keyakinan terlihat memenuhi matanya yang seolah berkilat.

Postingan Terbaru

2+5=7

Bel, mungkin di hari ini tepat 25 tahun lalu, langit sedang cerah, hujan batal turun, dan awan enggan bergumul. Sebab, hari itu ada suara ta...

Postingan Populer