Monday 18 April 2022

[Me Time] A Precious Friend I Found in Alaska


 

Aku pernah cerita nggak sih kalau Surabaya itu tempat yang asing banget buat aku walaupun deket sama Malang? Padahal jaraknya cuma satu setengah sampai dua jam, tapi entah kenapa berada di kota ini sendirian, tanpa kenal siapa pun tuh bikin aku kalang kabut juga. Not until I meet this sweet little girl.

Jadi guru ternyata engga segampang yang kukira. Awal-awal kerja sebagai pengajar, aku merasa pekerjaan ini benar-benar mengambil seluruh perhatian, tenaga, dan waktuku. Ketika di malam hari aku pengin keluar jalan-jalan tanpa arah, yang kulihat cuma sorot lampu jalan yang redup dan jalanan yang sunyi. Ada beberapa orang, tapi sama sekali asing. Aku sering membatin dalam hati, “Please, someone be here for me.”

Awal pertemuannya gak terduga sih. Waktu di kelas, tiba-tiba salah satu muridku nyeletuk, “Sensei tinggal di Gembili juga ta?”

DEG!

Seketika apa yang kutakutkan terjadi. Sejak kos di daerah itu, aku selalu berpikir, “Gimana kalau ada muridku yang juga tinggal di sekitar sini dan memergokiku? Parahnya mungkin sampai tahu gimana aku di luar kampus? Bobroknya aku?”

Aku berusaha memakai topeng di kampus. Berusaha terlihat sebagaimana mestinya seorang pengajar. Namun, gadis ini sepertinya memporak-porandakan rencanaku dengan satu pertanyaan itu.

Suatu pagi, ketika berangkat ke kampus. Keesokan harinya, mataku terpaku pada seseorang berbaju dan berjilbab biru duduk di depan sebuah rumah. Sosok yang walaupun dari belakang nampak familiar.

Dan, ternyata benar. Itu muridku yang waktu itu. That was the first time we walked together to the university and that was fun. I was happy.

Gak cukup sampai di situ, ternyata lagi-lagi jalan kami bersinggungan.

Suatu sore sepulang mengajar, seseorang memanggilku dari belakang dengan riangnya, “Sensei!”

Waduh, dag dig dug der. Siapakah gerangan?

Yups, ternyata benar. Gadis itu lagi. Kali ini, tidak seperti biasanya, dia menggendong tas hitam kecilnya di bagian depan tubuhnya sembari berjalan dan mengayunkan sebuah kantong plastik bening berisikan geprek.

She looked so funny at that time.

Sejenak aku terpana. Bukan, bukan karena bunga-bunga bermekaran dan mendadak ada lagu-lagu romantis jadi backsound-nya. Bukan juga karena lututku gemetaran menatap sosoknya, tapi karena aku melihat “sisinya” yang lain. Kukira awalnya dia gadis yang pemalu, pendiam, dan semua label feminim yang bisa dilekatkan pada seorang perempuan. Kenyataannya ternyata bertentangan.

Okay, ada yang nanya namanya siapa? Lho, aku belum sebutkan ya? Bilang tidak, ya?

Oke-oke jangan ngambek, namanya Bella. Ah, waktu itu aku masih memanggilnya “Aulia”. Agak mengganjal sih memang kalau memanggilnya “Au”, “Li”, atau “Lia”, agak engga cocok gitu. *eh

Dan, ternyata Tuhan benar-benar mendengarkan keinginanku saat itu?

Ketika aku berjalan sendirian menyusuri malam yang gelap dan sunyi, there IS someone I can be friends with. Secepat itu Tuhan menjawab rengekanku malam itu.

Sejak mengenal gadis berjilbab yang cantik ini, hari-hariku sudah engga sesunyi sebelumnya. Malamku engga lagi sekadar suara lagu yang mengalun dari laptop atau chat-chat dari sosok yang raganya terpaut puluhan kilometer dariku.

Gadis ini apa adanya. Dia engga berusaha menutupi apa-apa dari dirinya. Dia terlihat sangat nyaman dengan dirinya sendiri. Jujur, the more I learn about her, the more I find her amazing. Dia engga merasa sungkan untuk makan dengan caranya sendiri. Gadis ini sangat suka “krikit-krikit” tulang belulang. Ketika pertama kali aku mengajaknya ke sebuah warung bebek enak dekat sini, aku melihat sosok “aslinya” yang lain lagi. LOL.

She is just being herself. That’s one of the reasons I am comfortable being with her. Segala macam obrolan bisa jadi menarik kalau sama dia. Bahkan obrolan paling garing sekalipun. Engga semua obrolan nyambung sih, but everything is just perfectly fine? Walaupun aku ngomongin hal yang dia gak paham, walaupun dia ngomongin hal yang aku gak paham, every single day is like a brand new day? Ada saja tingkah konyolnya yang terus dipertontonkan setiap waktu.

Engga jarang ketika aku bersama gadis ini, kami jadi pusat perhatian. It's all because she is just effortlessly attractive, I guess? Dengan segala tingkah laku sirkusnya. I can understand why people stare at her. LMAO.

Dia juga bukan tipe neko-neko (inu-inu (?)). Tingkahnya emang banyak sih, tetapi sama sekali engga mengganggu. Justru sangat menghibur. Aku jadi seperti menemukan sebuah makhluk asing yang datang dari suatu planet di luar angkasa. LOL.

Aku belum pernah punya teman seperti dia. Tentu. We are all unique in our own way. I got it. But, she is just different.

Engga kaget sih kalau dia banyak yang dekatin. HP-nya bahkan dipenuhi dengan nama-nama penduduk putra bangsa. Kaum adam mana sih yang engga akan kepincut sama dia? Duh, bukan bermaksud nyepik sih. Ups, maaf rahasia bocor.

But, kalau aku aja yang perempuan bisa merasa nyaman sama dia, sangat besar kemungkinan kaum adam juga kan? Hehe. Aku tahu dia sekarang bilang “Nggak i jambret”. Pas baca ini. Nebak aja.

Kayaknya kalau aku ngomongin dia engga bakal muat deh. Skripsi aja kalah bakalan. Soalnya dia memang semenyenangkan itu untuk diomongin. Duh, bakal ada yang ge er nih.

Hubungan kami sejauh ini baik-baik saja. Engga sih, bukan mulus-mulus aja. Banyak lika-likunya malah. Aku selalu menemukan diriku bertanya-tanya, apa aku bakal bisa jadi teman yang baik ya buat gadis ini? Dan apakah pertemanan kami ini akan baik-baik saja diterpa huru-hara dari segala arah? I don’t know. Engga bisa memastikan sih. Semoga saja.

I just want her to know that she is a precious human being. That, by her being there, someone can feel so content. Keberadaannya membuat orang lain merasa bahagia. Dan kuharap, dia bisa mendapatkan apa yang dia inginkan dan kuharap engga ada suatu hal yang akan mengganggunya atau menghalanginya untuk dapetin yang dia inginkan.

Yang kutahu, semoga Tuhan memberikan dia kebahagiaan yang dia inginkan. Because she deserves it. God bless her. Always and forever. Aamiin.

 

Postingan Terbaru

2+5=7

Bel, mungkin di hari ini tepat 25 tahun lalu, langit sedang cerah, hujan batal turun, dan awan enggan bergumul. Sebab, hari itu ada suara ta...

Postingan Populer