Judul : Petualangan ke Taiwan
Sub
Judul : Menikmati Taiwan Luar Dalam
Penulis : Jean Anastasia
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal :183 hlm.
ISBN : 978-602-03-0896-8
Genre : Nonfiksi/Traveling
“Travelers’ Choice” yang disematkan di pojok kiri atas
buku membuat calon pembaca benar-benar mempertimbangkan untuk membawa pulang buku dengan warna mencolok mata ini. Suasana berbau
“petualangan” dengan simbol-simbol yang ditampilkan di cover, seperti pesawat,
koper, teko, dan kamera semakin merangsang hasrat bertualang lewat membaca.
Cover buku yang menggunakan kuning sebagai warna
utama ini, sukses menarik perhatianku di antara tumpukan buku-buku. Aku semakin
terdorong untuk membelinya karena sinopsis buku yang memberikan “iming-iming”
pada calon pembaca dengan mencatut nama “Jepang”. Siapa yang tidak tahu salah
satu negara maju di Asia tersebut? Mungkin banyak orang yang mengidam-idamkan
pergi ke Jepang, alih-alih ke Taiwan. Namun, bagaimana jika “sosok” Jepang bisa
kita temukan di Taiwan? Hal inilah yang menjadi daya tarik pertama kali.
Jean Anastasia memiliki mimpi untuk bisa pergi ke
Taiwan, salah satu negara favoritnya. Tidak hanya pergi untuk berlibur, ia
sekaligus menjadi salah satu mahasiswi di negara yang memiliki julukan “Naga
Kecil Asia” itu. Ia memang berkeinginan menulis buku mengenai perjalanannya ke
berbagai tempat dan berhasil mewujudkannya menjadi buku ini.
Buku setebal kurang dari dua ratus halaman ini berisi
foto-foto makanan, tempat wisata, kejadian unik, barang-barang bawaan, dan
sebagainya, lengkap dengan penjelasan mengenai pengalaman penulis. Isi buku
diawali dengan persiapan perjalanan, seperti barang yang sebaiknya dibawa atau
tidak dibawa, proses pengurusan visa, sampai pemilihan pesawat dan hotel.
Selain itu, penulis juga menjabarkan secara singkat mengenai musim, makanan
Taiwan, sistem transportasi, keamanan, keadaan penduduk, cara membeli tiket
MRT, sampai rencana perjalanan yang sebaiknya disusun sebelum berangkat.
Membaca buku ini membuatku seolah sedang mempersiapkan
perjalanan untuk diriku sendiri. Terbayang antusiasme apabila aku berangkat ke
Taiwan sungguhan. Segala hal ditulis dengan singkat dan informatif, bahkan
sampai tempat money changer. Aku
merasa yakin bisa pergi ke Taiwan hanya dengan membawa buku ini.
Tidak hanya berupa tulisan, penulis juga menyertakan
foto-foto yang menarik. Daripada hanya membaca deskripsi dan gambaran
lokasi/suasana yang dimaksud, penulis dengan selektif memilih foto-foto yang
dapat membantu pembaca memahami dengan jelas setiap informasi yang
diberikannya.
Selain hal-hal penting seperti lokasi wisata dan rute
perjalanan, penulis juga memberikan informasi mengenai nomor dan warna bus yang
harus ditumpangi, cara membeli tiket di stasiun, keadaan sekitar berbagai lokasi
wisata, toko-toko yang menarik, bahkan sampai keadaan jalanan dan sampah.
Penulis juga menambahkan beberapa kosa-kata atau kalimat penting dalam bahasa
Mandarin pinyin (latin) di setiap bab
atau kegiatan yang dilakukannya.
Gaya bahasa Penulis sangat apa adanya dan berbentuk
seperti diari. Pengalaman yang kocak dan tidak menyenangkan pun tak luput
ditulis. Informasi mengenai jam buka-tutup tempat wisata, perayaan-perayaan di
Taiwan, turut diabadikan dalam foto-foto. Buku ini dikemas dengan sangat
rapi baik dari segi penempatan foto, maupun keterangannya. Walaupun aku membaca
dengan cepat, aku tidak merasa bingung dengan informasi yang disampaikan.
Ngomong-ngomong,
di mana Jepang-nya? Ada, lho. Penulis
juga mengunjungi dan mengabadikan momen ketika ia mengunjungi Doraemon
Exhibition, Rumah Sakit Hello Kitty, Toko Hello Kitty, dan sebagainya.
Tempat-tempat tersebut akan membuat wisatawan merasakan atmosfer berada di
Jepang secara tidak langsung.
Sayangnya, salah satu hal yang aku sesalkan adalah
foto-foto yang ada dalam buku ini semuanya tidak berwarna. Aku juga merasa
penulis kurang memberikan informasi terkait sejarah, atau hal-hal unik di
setiap tempat yang bisa menjadi poin penting alasan pembaca harus ke tempat
tersebut. Mungkin akan lebih baik apabila beberapa gambar penting diberi warna
dan yang lainnya tidak, atau sekalian semua diberi warna agar gambar terasa
lebih “hidup”. Selain itu, foto yang tidak berwarna—dan kecil—membuat gambar
menjadi buram dan tidak jelas.
Terlalu banyaknya foto makanan juga menurutku menjadi
kekurangan buku ini. Akan lebih baik apabila penulis mencantumkan foto makanan
yang benar-benar harus dimakan oleh setiap wisatawan yang pergi ke sana,
makanan khas Taiwan, dan makanan yang memiliki keunikan dibandingkan makanan
lainnya. Beberapa kali aku merasa bahwa penulis mencantumkan foto tanpa
disertai deskripsi yang jelas mengenai makanan tersebut.
Meskipun begitu, buku ini sangat membantu pembaca yang
ingin berlibur ke Taiwan dengan “modal” sedikit. Karena penulis juga mencantumkan
alamat website informasi yang mungkin ingin diketahui pembaca, sedikit banyak
hal ini membantu pembaca untuk lebih mengenal Taiwan sebelum pergi ke sana.
Beberapa pilihan tempat wisata, rute perjalanan, sampai harga tiket juga
membantu pembaca untuk menyiapkan uang dan menentukan hal-hal yang ingin dicoba
atau tempat yang ingin dikunjungi saja. Aku rekomendasikan buku ini untuk
kalian yang ingin mencoba pergi ke Jepang dengan biaya yang lebih terjangkau (baca: Taiwan),
maupun untuk kalian yang sangat ingin merasakan kegembiraan berfoto bersama
artis Taiwan. Hehe.
No comments:
Post a Comment