Aku hidup dengan harapan bisa merengkuh hujan
Satu per satu menikmati bulirnya dalam pengasingan
Orang bilang, reminisensi menggedor pulang
di tiap-tiap butir bening yang turun menggelinjang
Acap kali rerintik menghujam bumi,
menguar bau kenangan yang melucuti sanubari
Gemetar tubuh dipeluk duka kehilangan
Tanda betapa menusuk aroma dan ode kematian
Kau, yang dibawa takdir sampai ke pusara
Lewat hujan, kutitipkan doa paling mesra
karena hanya ia yang mampu bicara
pada segala makhluk hingga dalam bentala
Menggantikan diri 'tuk lebur bersama nostalgia
Sebab ingatan masih mewujud sejarah
yang tumbuh subur saban rinau tiba
Malang, 2 Januari 2018
Wah, puisi paling terbaruku nih! Kemarin alhamdulillah secara kebetulan jadi juara satu lomba menulis puisi di OA Literadi di Line. Aku tidak tahu jumlah pasti pesertanya sih, yang jelas aku menang karena beruntung saja kali ya? wkwk.
No comments:
Post a Comment