Halo,
Fauna … eh … Fayna ☹
Duh,
that was our first introduction but I ruined it with the typo!
Masih
ingat nggak Fay waktu kita pertama kali kenalan lewat Line di grup angkatan? I
am so sorry I didn’t mean it. That was the first time I was using smartphone. I
haven’t gotten used to it yet. Setelah itu sebenarnya aku selalu bertanya-tanya
dalam diam, apakah kamu menganggapku nyebelin ya? Hehe.
Waktu
kita semua chat di grup angkatan, aku masih ingat banget foto profilmu itu foto
waktu kamu wisuda SMA. Aku nggak memperhatikan dengan jelas, tapi dari foto itu
aku kira kamu bakal “seukuran” (?) sama aku. Eh, ternyata waktu ketemu kamu
langsung … wah, kamu tinggi! Kesan pertama waktu ketemu kamu tuh kamu orangnya
kalem, pendiam, suka senyum atau ketawa saat kami semua asyik bercanda …
Masih
ingat nggak Fay saat kita semua jalan-jalan ke Malioboro, kami semua ribut
sekali, tapi kamu tetap kalem seolah kamu adalah malaikat pelindung yang diutus
Tuhan menjaga anak-anak kecil di sebelahmu itu? Sering juga kamu jalannya di
belakang, sampai aku yang memutuskan mundur supaya kamu nggak jalan sendirian.
Waktu
di halte TJ ingat, nggak? Kami semua berebut tempat duduk yang terbatas dan
kamu tanpa protes, berdiri di sebelah kami walaupun nggak kebagian tempat. Aku
yang langsung nyadar kalau kamu berdiri langsung meminta semuanya buat geser
supaya kamu bisa duduk juga. Kamu nggak bilang apa-apa, Fay! Kamu nggak protes
meskipun nggak kebagian tempat duduk, nggak ngeluh juga. Kamu robot, ya? Wkwk.
Oh
iya, aku juga ingat banget waktu itu kita juga lagi ada di halte TJ, tapi aku
rasa udah berbeda hari dengan kita yang jalan-jalan bareng di malioboro itu.
Waktu itu kita lagi ngomongin soal gimana kita tanpa jilbab apa, ya? Pokoknya
sejenis itu. Terus kamu tunjukin fotomu yang lagi nggak pakai jilbab, wah …
kesan pertamaku saat liat sih … duh, males ngomongnya di sini Fay malu. LOL.
Nggak
kerasa udah lebih dari empat tahun sejak pertama kali kita semua ketemu. Kita dulu
berdelapan sering jalan bareng, ke tempat makan ini dan itu, sama-sama anak
rantau sih jadi sepertinya kita semua sama-sama kesepian dan butuh teman-teman
buat hangout. Walaupun sekarang kita udah jarang kumpul berdelapan lagi, tapi
kalian tuh orang-orang yang ibaratnya menyelamatkanku di tempat rantau ini,
sendiri tanpa keluarga dan sanak saudara *ceilah. Kalau nggak ada kalian, aku
pasti bakal kesepian banget.
Aku
juga ingat kamu agak sebal karena kami suka tanpa sadar secara alami ngomong pakai
bahasa Jawa, padahal kamu orang Sunda. Wkwk. Maaf ya, Fay. Aku sendiri nggak
tahu kenapa aku dulu sering banget keceplosan pakai bahasa Jawa. Lah sekarang
aku malah seringnya keceplosan pakai bahasa Indonesia di kampung halaman saat
ngobrol sama temen-temenku. Kebalik.
Makasih
ya Fay kamu selama ini sudah sangat sabar menghadapi kami semua yang super
kekanank-kanakan. Kamu tuh yang paling dewasa di antara kami, menurutku sih
kalau dilihat dari caramu merespons dan tetap tenang ketika kami semua bikin
keributan di tempat umum. Aku tahu aku banyak banget salahnya sama kamu, aku
minta maaf ya, Fay. Seringkali perbuatan-perbuatan itu tidak disengaja. Hehe.
Dan
… makasih juga karena kamu mau sempetin waktumu buat langsung meluncur ke kosku
ketika aku sedang berada di titik terendahku. Makasih sudah mengkhawatirkanku.
Kamu teman yang baik banget. Aku suka godain kamu karena kamu tuh orangnya
pendiam Fay dan aku cenderung banyak tingkah kalau lagi sama orang pendiam dan
cenderung diam kalau lagi sama orang yang banyak tingkah.
Aku
juga minta maaf aku gak bisa datang baik di acara sidang dan wisudamu. Aku
ngerasa gak pantes banget jadi temenmu, Fay. Meskipun kamu bilang “nggak papa”,
tapi aku ngerasa bersalah banget. Itu adalah salah satu hari paling bahagiamu, and
where was I? Kayaknya minta maaf aja nggak cukup, Fay. Yuk, kita
merayakannya sambil makan-makan! Setidaknya sebelum kamu kembali ke kampung
halamanmu.
Aku
bakal kangen banget sama kamu, Fay. Kangen kita yang kumpul-kumpul bareng
setelah bebas dari tugas kuliah yang membelenggu. Kangen kita yang kacau bareng
di tempat makan, karaoke, dan sebagainya. Aku bakal kangen banget sama sifat
kalemmu itu Fay yang minta diusilin terus. Hehe.
Setelah
ini, hidup bakal lebih berat lagi, Fay. Semangat ya! Tantangan di dunia kerja
dan terjun di masyarakat itu kesulitannya berlipat ganda, kata orang-orang ish
gitu, tapi aku tahu selama kita masih berpegang teguh dengan prinsip dan
percaya, semoga semuanya akan baik-baik saja. Semoga kamu segera mendapatkan
apa yang kamu harapkan dan cita-citakan ya, Fay. Aamiin.
Oh
ya, aku kemarin lihat foto wisudamu di Instagram, kamu cantik banget, Fay! Ya,
kamu biasanya emang udah cantik sih, tapi kalau wisuda tuh auranya kerasa beda
git, Fay. Kayak ada manis-manisnya gitu.
Kamu
ingat kan Fay soal diskusi kita yang, “bagaimana cara kita tahu bahwa Tuhan
sedang menguji kita dan ingin kita menjadi lebih kuat dan lebih baik lagi atau
Tuhan sedang mencoba membuat kita menyerah lewat haling dan rintang yang
diberikan pada kita?”. Kamu udah tahu jawabannya, kan. Hehe. Pegang terus ya,
Fay.
Tuhan
nggak pernah pengin kita nyerah. Tuhan selalu pengin kita lebih kuat dan lebih
baik lagi dengan memberi semua halangan dan rintangan menuju impian kita.
Asalkan kita terus berusaha dan percaya, semua akan baik-baik saja. Bermimpi
itu gratis kok, Fay. Jangan takut bermimpi. Hehe. Jangan lupa mewujudkannya
juga ^^ dan … percaya.
Mungkin
suatu saat walaupun aku gak berharap hidupmu mungkin akan terasa sulit, kalau
kamu merasa nggak yakin, kamu coba baca ini lagi. Mana tahu kamu jadi lebih
semangat lagi hehe. At least, I hope so.
SELAMAT
ATAS KELULUSANMU, FAYNA!
Kali ini nggak typo :D
I
love you!